Pantun menjadi salah satu karya sastra yang populer dan familiar bagi masyarakat Indonesia. Namun ternyata dalam tata bahasa sajak tradisional, pantun memiliki sebutan yang berbeda. Seperti halnya pantun Sunda yang dikenal dengan nama Sisindiran yang berasal dari kata sindir. Yakni perkataan yang ditujukan untuk seseorang namun secara tidak langsung. Lantas apa perbedaan sisindiran ini dengan pantun Bahasa Indonesia? Simak ulasannya berikut.
Perbedaan Sisindiran Dengan Pantun Bahasa Indonesia
- Sisindiran
Kekayaan budaya Indonesia memang tidak bisa diragukan lagi. Suku Sunda menjadi salah satu suku yang terkenal di Indonesia dan memiliki banyak budaya yang luar biasa. Begitu juga dengan budaya sastranya yang dikenal dengan sisindiran. Sisindiran sendiri memang mirip dengan pantun, karena memang memiliki sampiran dan juga isi. Sisindiran sendiri juga ada sejak lama, bahkan sebelum agama Islam masuk bersama dengan sastra seperti dongeng hingga mantra.
Umumnya akan terdiri dari empak larik, namun bisa juga lebih dan bisa jua kurang. Kendati demikian, jumlah lariknya selalu genap. Sebab nantikan akan dibagi menjadi dua bagian yang sama pada lariknya. Untukย bagian pertama larik atau yang dikenal dengan sampiran, dalam sisindiran disebut denagn cangkang. Sementara pada bagian yang kedua atau isinya dikenal dengan eusi. Pantun Sunda atau sisindiran terbagi menjadi tiga jenis.
Tiga jenis sisindiran tersebut aalah paparikan, wawangsalan dan rarakitan. Masing masingnya memiliki aturan yang berbeda dalam penyusunannya. Seperti misalnya rarakitan yang semua isi baik cangkang maupun eusi harus bersuara sama pada akhirannya. Jumlah dalam satu baitnya juga sama. Hal ini berbeda dengan jenis paparikan yang hanya perlu berdekatan bunyinya. Tujuan dari sisindiran ada 3, untuk kasih sayang, humor dan juga petuah.
- Pantun Bahasa Indonesia
Hampir sama dengan sisindiran, pantun juga menjadi salah satu puisi yang sudah sangat lama. Dalam penyusunannya juga sama sama harus terdiri empat baris. Barisan pada pantun dikenal dengan larik. Awalnya pantun ini tidak dituliskan, namun disampaikan secara langsung. Dan dalam penulisan tiap baris akan berisikan 8 hingga 12 suku kata saja. Sementara dalam Sisindiran jumlahnya hanya delapan suku kata saja.
Pantun Bahasa Indonesia juga terdiri dari sampiran dan isi sama seperti sisindiran.Yang membedakan adalah, pantun hanya satu saja sementara dalam Pantun Sunda dibagi menjadi 3 jenis yang berbeda. Dan yang paling menonjol, bahasa yang digunakan yang satu menggunakan bahasa Indonesia yang satu disusun menggunakan bahasa Sunda. Meskipun mirip namun keduanya memiliki perbedaan tersendiri.
Mempelajari sastra memang begitu menarik, karena kita bisa sekalian mengenal sejarah di dalamnya. Dengan memahami perbedaan dari Sisindiran dan pantun Bahasa Indonesia, maka akan memudahkan untuk lebih memahaminya. Keduanya terlihat sama, namun secara unsur memang berbeda. Apalagi sisindiran lebih beragam karena memiliki 3 jenis yang tujuannya penyampaiannya berbeda.