Bagi fresh graduate yang merasa lamaran kerja itu adalah suatu hal yang sepele, sebaiknya sekarang duduk dan pahami penjelasan ini. Dalam beberapa bulan terakhir, mungkin Anda sudah mengirim lusinan lamaran tetapi tak kunjung ada panggilan wawancara. Padahal CV sudah dibuat sebaik mungkin agar bisa diterima.
Alasan Lamaran Kerja Tidak Dilirik
Beberapa orang berpikir bahwa membuat surat lamaran hanya buang-buang waktu saja. Mengapa harus repot ketika perusahaan sudah tahu bahwa mereka sedang membuka lowongan. Di era millenial ini, apakah mereka masih membaca surat lamaran?
Jika Anda berpikir seperti itu, mungkin ada benarnya juga. Tetapi lembaran ini sebenarnya cukup penting ketika hendak melamar pekerjaan. Selain harus menyertakan daftar riwayat hidup yang menarik, lengkap dan menggugah hati, surat lamaran kerja ini juga tak boleh dilewatkan.
Surat lamaran diperlukan jika tawaran pekerjaan meminta Anda menyediakan surat lamaran. Namun, surat ini juga tidak selalu diperlukan dalam situasi tertentu. Misalnya, ketika melamar kerja secara online. Beberapa sistem memang tidak meminta pelamar untuk mengirimkannya.
Seberapa Penting Surat Lamaran?
Ada sebuah penelitian yang menunjukkan data bahwa hanya 26% perekrut yang membaca surat lamaran dan menganggapnya penting dalam memutuskan diterima atau tidaknya pelamar. Sementara itu penelitian lain tentang menunjukkan bahwa 56% perekrut menginginkan pelamar melampirkan surat lamaran.
Posisi surat lamaran ini bisa dibilang sebagai penguat untuk meningkatkan penilaian terhadap CV Anda. Tetapi, katakanlah sebagian besar perekrut tidak memedulikan surat lamaran yang terlampir di daftar riwayat hidup. Tetapi mereka tetap meminta Anda membuatnya.
Agak aneh, tetapi sebenarnya mungkin ada alasan lain. Misalnya si perekrut tidak membaca surat lamaran, melainkan langsung diteruskan ke manajer atau bos. Mungkin juga karena alasan terlalu banyak lamaran, perusahaan akan langsung menolak CV yang tidak dilampiri memiliki surat lamaran.
Maka dari itu, dari beberapa paragraf barusan, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya Anda selalu melampirkan surat lamaran. Kecuali jika perusahaan bersangkutan memang menyatakan tidak perlu ada atau pendaftaran dilakukan secara online.
Survei menunjukkan hanya ada 47% dari para pencari kerja yang mau repot menulis surat lamaran. Sementara sebagian besar ternyata mengabaikannya. Untuk menghindari kemungkinan ditolak perusahaan, sebaiknya jangan bergabung dengan kelompok yang mengabaikan surat lamaran.
Contoh Format Surat Lamaran Kerja
Lagi pula menulis surat lamaran itu tidak seberapa repot. Hanya perlu paling banyak menulis tiga paragraf untuk menambah nilai pada resume Anda.
1. Paragraf pembuka
Pada paragraf ini, Abda harus menyebutkan posisi apa yang dilamar, mengapa melamar posisi tersebut dan bagaimana kecocokan Anda. Lakukan sedikit riset di internet dan tulis sesuatu tentang perusahaan yang membuka lowongan.
Contoh: “Berdasarkan informasi lowongan kerja yang saya dapat dari situs www.lowongan.com, Perusahaan Bapak/Ibu sedang membutuhkan karyawan untuk posisi pemasaran.”
2. Paragraf inti
Paragraf ini harus terdiri dari informasi diri, seperti kualifikasi, pendidikan, pengalaman, dan minat. Tulis saja sesuai yang dibutuhkan oleh perusahaan secara singkat. Paragraf ini harus memberi tahu si pembaca mengapa dia harus tertarik pada Anda.
Contoh: “Saya memahami posisi pemasaran di perusahaan Anda membutuhkan orang yang paham tentang pemasaran digital. Saya ingin berdiskusi tentang rencana video marketing untuk perusahaan Anda.”
3. Paragraf penutup
Paragraf terakhir biasanya digunakan untuk menyoroti satu atau dua pencapaian karier yang relevan dengan pekerjaan tersebut. Kalimat penutupnya harus benar-benar sopan dan formal. Nyatakan bahwa Anda tidak sabar untuk melakukan wawancara atau bekerja di perusahaan tersebut.
Contoh: “Semoga kita dapat berbicara lebih lanjut dalam tahap wawancara. Saya juga melampirkan CV sebagai pertimbangan lebih lanjut.”
Tips Membuat Surat Lamaran
Di atas tadi hanya sekadar contoh, tetapi Anda bisa membuatnya sendiri sesuai kebutuhan. Jika ingin menjadi sorotan, sebaiknya jangan sekadar menyontek atau copy-paste dari internet. Ikuti beberapa tips berikut:
- Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali jika menggunakan bahasa Inggris.
- Formatnya harus tersusun rapi. Sebaiknya diketik menggunakan komputer, namun tidak ada salahnya ditulis tangan jika Anda bisa menulis dengan rapi.
- Fokus untuk menambah nilai bagi diri Anda kepada perusahaan.
- Jangan menulis surat yang terlalu panjang.
Kesimpulan
Jadi, haruskah menulis surat lamaran kerja? Iya. Bisa dibilang tujuan surat lamaran ini ada tiga. Pertama, memperkenalkan diri ke perusahaan. Kedua, menggambarkan Anda dan menunjukkan nilai ke perusahaan. Ketiga, menunjukkan bahwa Anda memiliki harapan untuk perusahaan.